Teknologi ini belum sepenuhnya beroperasional ini disebut
dengan spektrometri pencitraan (imaging
spectrometry) karena mampu memadukan kemampuan menyajikan informasi
spectral objek secara kuasi-kontinu, yaitu pada interval panjang gelombang yang
sangat sempit seperti halnya spectrometer, sekaligus mampu menghasilkan citra
digital. Istilah spektrometri pencitran ini kadang digantikan dengan pencitraan
hiperspektral. Istilah hiperspektral berkonotasi pada resolusi spectral yang
sangat tinggi, yang diwakilin oleh lebar interval yang sangat sempit dan
sekaligus jumlah saluran spectral yang sangat banyak, yaitu hingga lebih 200
(Danoedro, 2012).
Teknologi hiperspektral
adalah peningkatan dalam mengukur kandungan klorofil pada spektrum reflektan
kanopi. Sebagian besar petunjuk empiris
dari estimasi klorofil adalah langsung didapatkan dari reflektan
spektrum (Gao J., 2006).
Hiperspektral digunakan
untuk mengidentifikasi dan mencirikan materi yang unik serta memiliki informasi
yang lebih akurat dan detail dibandingkan citra multispektral. Citra
hiperspektral sudah digunakan untuk mengumpulkan banyak variabel biofisika dan
geofisika seperti kandungan air pada daun, klorofil dan pigmen, mineral dan
jenis tanah.
Konfigurasi
Sensor Hiperspektral
Konfigurasi spektral sensor HyMap
ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Tiap-tiap modul spektral (Tampak, NIR,
SWIR1 dan SWIR2) memiliki 32 band sehingga total jumlah spektral band adalah
126.
Tabel II.3
Spektrum Sensor HyMap (Cocks, 1998)
No.
|
Konfigurasi Spektral
|
|||
Modul
|
Jarak spektral
|
Lebar antar
band
|
Interval rata-rata spektral
|
|
1
|
VIS
|
0.45
– 0.89 μm
|
15
– 16 nm
|
15
nm
|
2
|
NIR
|
0.89
– 1.35 μm
|
15
– 16 nm
|
15
nm
|
3
|
SWIR1
|
1.40
– 1.80 μm
|
15
– 16 nm
|
13
nm
|
4
|
SWIR2
|
1.95
– 2.48 μm
|
18
– 20 nm
|
17
nm
|
Tabel II.4 Karakteristik Citra HyMap (Cocks, 1998)
No.
|
Modul
|
VIS, NIR, SWIR, MWIR, TIR
|
1
|
Number
of channels
|
100 – 200
|
2
|
Band Spektral
|
10 – 20 nm
|
3
|
Resolusi Spasial
|
2 – 10 m
|
4
|
Swath
width
|
60 – 70 degrees
|
5
|
Signal
to noise ratio (30 derajat SZA, 50% reflektan)
|
>500:1
|
6
|
Operational ketinggian
|
2000 – 5000 m AGL
|
Tabel II.5
Parameter-parameter Pengoperasian Sensor HyMap
(Cocks, 1998)
No
|
Paramater Pengoperasian
|
|
1
|
Platform
|
Light, twin engined aircraft e.g. Cessna 404,
unpressurised
|
2
|
Ketinggian
|
2000
– 5000 m
|
3
|
Kecepatan
|
110
– 180 kts
|
Konfigurasi Spasial
|
||
4
|
IFOV
|
2.5
mr along track, 2.0 mr across track
|
5
|
FOV
|
60 derajat (512 piksel)
|
6
|
Swath
|
2.3 km at 5 m IFOV (along track)
|
Tabel II.6
Jenis Citra Hiperspektral
(Wiweka,2006)
Sensor Pesawat
|
Pabrik
|
Jumlah Band
|
Selang Spektral
|
AVIRIS (Airbone Visible Infrared Imaging
Spectrometer)
|
NASA Jet
Propulsion Lab
|
224
|
0.4 - 2.5
µm
|
HYDICE (Hyperspectral Digital Imagery)
|
Naval Researching Lab
|
210
|
0.4 - 2.5 µm
|
PROBE-1 Earth Search Science Inc
|
128
|
0.4 -2.5µm
|
|
CASI (Compact Airbone Spectrographic Imager)
|
ITRES Researching Limited
|
Up – 228
|
|
Hymap
|
Integrated Spectronic
|
100-200
|
Visible – thermal infrared
|
EPS-H (Enviromental Protection System)
|
GER Corporation
|
VIS/NIR (76), SWIR1 (32),
SWIR(32),TIR (12)
|
VIS/NIR (0.43 – 1,05) µm
SWIR1 (1.5 – 1.8) µm
SWIR2 (2.0 – 2.5) µm
TIR (8-12.5) µm
|
DAIS 7915 (Digital Airbone Imaging Spectrometer)
|
GER Corporation
|
VIS/NIR (32), SWIR1 (8),
SWIR(32), MIR (1) TIR (6)
|
VIS/NIR (0.43 – 1,05) µm
SWIR1 (1.5 – 1.8) µm
SWIR2 (2.0 – 2.5) µm
MIR (3.0 – 5.0) µm
TIR (8-12.3) µm
|
AISA(Airbone Imaging Spectrometer)
|
Spectral Imaging
|
Up – 288
|
0.43 -1.0µm
|
EnMap
|
GFZ Postdam Keyser Threde
|
Up – 200
|
VNIR 420-1030 nm (92 band)
SWIR 950-2450 nm (108
bands)
|
Gambar II.9
Sensor Hymap dan Tim HyVista Pesawat Cesna 402
Menurut Wiweka (2006),
aplikasi dan kapabilitas citra hiperspektral berdasarkan sejumlah referensi
adalah :
1. Melengkapi
peta lahan basar untuk memantau lokasi yang menarik.
2. Meningkatkan
pemetaan spesies vegetasi.
3. Mengidentifikasi
dan memantau rumput yang berbahaya.
4. Meningkatkan
pemantauan kuantifikasi biomassa dan evolusi.
5. Pemetaan
penetrasi jalur dan tingkat kehancuran untuk lebih baik meredakan serangan
spesies yang beracun.
6. Pemantauan
wilayah yang terkontaminasi dan rehabilitasi tambang logam.
7. Mendeteksi
kontaminasi hidrokarbon terhadap tanah dan air yang dihubungkan dengan
aktivitas industri dan pemantauan pipa hidrokarbon.
8. Mengukur
pengaruh industri dan pertanggungjawaban manejemen sebagai garis dasar
lingkungan.
9. Memodelkan
dan memantau kualitas air dari garis pantai.
10. Pengkajian
kualitas tanah dan pemantauan pengaruh praktek pertanian.
11. Mendukung
perhitungan karbon melalui inventarisasi hutan (komitmen protokol Kyoto).
12. Pemantauan
kelautan.
13. Deteksi
marijuana dan ganja.
14. Deteksi
polutan pada sistem air.
15. Eksplorasi
geologi.
16. Pemantauan
lingkungan.
17.
Precision
Farming.
18. Identifikasi
mineral campuran.
19. Pemanfaatan
untuk membangun sistem pengawasan jalur, pertanian, pertanahan tanah air,
pemantauan lingkungan, pengintaian militer dan perencanaan kota.
20. Untuk
mendeteksi status nutrisi dan air dari gandum pada sitem irigasi.