Rabu, 23 Oktober 2013

PENDAFTARAN TANAH DI TEKNIK GEODESI UNDIP

Hay... aq rangkum materi ini tujuannya hanya wat aq sendiri. Karena aq susah bgt menghafal. Tapi kalo ada yang butuh jg,? SEMOGA BERMANFAAT.. he,,3x

SEJARAH
Menurut catatan sejarah kadaster atau pendaftaran tanah di Indonesia dimulai sejak datang VOC di Indonesia pada abad 17 lebih tepatnya tahun 1602. Kenapa VOC menciptakan pendaftaran tanah? Karena belum digunakan untuk kepentingan umum, tetapi hanya untuk kepentingan VOC karena VOC menguasai daerah pelabuhan, rumah-rumah besar, perkebunan dan lain-lain, sehingga digunakan pendaftaran agar tidak terjadi gesekan antar sesama Belanda. Pendaftaran Tanah sebenarnya dimulai dari zaman Raffles, Raffles mengusulkan agar pendaftaran tanah hanya dilakukan untuk orang Belanda tetapi juga rakyat Indonesia(Pribumi) dimana mereka bisa ditarik pajak untuk kepentingan Belanda. Namun karena Juru Ukur sedikit maka yang melakukan pengukuran adalah tentara AD, dimana menghasilkan Peta Topografi AD yang masih menggunakan Proyeksi Peta Polyeder dengan distorsi yang cukup besar. Peta tersebut dijadikan Peta Dasar.
Ada 2 masa dalam menguraikan pendaftaran tanah yaitu :
--> Pendaftaran Tanah Sebelum Diundangkan UUPA
     Ordanansi adalah suatu peraturan perundangan yang menyatu dengan pendafaran tanah. Sedangkan ordanansi balik nama adalah peraturan yang mengatur tentang pendaftaran tanah bidang-bidang tanah kedalam daftar-daftar tanah, pemberian landmeters briefye (surat ukur, gambar bidang tanah) dan pemeliharaan peta-peta dan daftar tanah.Tugas yang berkaitan dengan kadaster oleh penguasa waktu itu diserahkan kepada suatu Dewan, yaitu : Dewan Heemsraden. Tugasnya diantara lain :
-Mengusahakan tersedianya peta-peta untuk kadaster
-Membentuk dan memelihara daftar-daftar tanah sesuai dengan keadaan sebenarnya.
-Pemberian Heemsraden Keunis (surat/akte tentang peralihan/penguasaan bidang tanah) sebagai pemberitahuan Kepala Dewan Schoepen (Dewan Schoepen adalah dewan yang bertugas menyelenggarakan dan mengatur pendaftaran peralihan hak atas tanah) tentang adanya peralihan hak atas bidang tanah.
Tugas Ahli Ukur :
# Pemetaan bidang-bidang tanah
# Pendaftaran bidang-bidang tanah kedalam daftar-daftar tanah.
#Pemeliharaan peta-peta dan daftar tanah.
#Pemberian Landmeters Briefye.
Tujuan Pendaftaran Tanah :
1. Mendaftar tentang subyek dan obyek yang berlaku dalam peraturan.
   subyek hak : pihak yang memiliki hak
   obyek hak : letek/posisi, pengukuran dan batas
2. Untuk terselenggranya tertib administrasi
3. Untuk memberikan kepastian hukum
4. Untuk menyediakan informasi kepada pihk-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah.
-->Kadaster sesudah Ordonasi Balik Nama, tugas diberikan pemerintah kepada Ahli Ukur Pendaftaran Tanah. Tugasnya diantaranya :
~Memelihara dan menyimpan peta
~Menyelenggarakan daftar-daftar tanah
~Pemberian Landmeter Keunis
~Memelihara daftar verponding
--> Kadaster Selama Pendudukan Jepang
Istilah pendaftaran tanah tanah diJepang berubah nama menjadi Kadaster Dienk menjadi Jawatan Pendaftaran Tanah dan Kantor Kadaster menjadi kantor Pendaftaran Tanah..

Kadaster Fiskal yang di Indonesia
Gubernur Raffless  berkuasa dan menetapkan bahwa tanah adat juga dapat dikenakan pajak. Maka diciptakan  suatu cara penarikan pajak tanah disebut sistem LANDRENTE. Sistem ini Landrente ini berlaku di Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sulawesi Selatan dan Sumbawa. Instansi Landrente menyelenggrakan penarikan pajak yang dipimpin oleh pamong desa. Klassering digunakan sebagai alat bukti penarikan dan pelunasan pajak tanah, Instansi tersebut mengeluarkan "Surat Pengenaan Pajak Tanah" yang biasa masyarak sebut Girik C, Pipil C, Letter C, Pethuk C dll.  

Sabtu, 19 Oktober 2013

KONVERSI SISTEM KOORDINAT DARI UTM KE TM3

PENDAHULUAN

Sistem koordinat adalah sekumpulan aturan yang menentukan bagaimana koordinat-koordinat yang bersangkutan merepresentasikan titik-titik. Aturan ini biasanya mendefinisikan titik asal (origin) beserta beberapa sumbu-sumbu koordinat untuk mengukur jarak dan sudut untuk menghasilkan koordinat.
Untuk dapat menggunakan data secara bersamaan dari berbagai sumber, diperlukan sistem koordinat yang seragam. Namun pada setiap sistemnya diperlukan konversi koordinat agar sistemnya seragam. Ada beberapa sistem konversi koordinat yang dikenal dalam geodesi, antara lain : Universal Transfer Mercator atau biasa disingkat UTM, TM3˚ yang digunakan oleh BPN, dan sistem kooordinat geodetik.
Sistem koordinat geodetik mengacu pada permukaan bentuk ellipsoida tertentu dan tergantung pada ukuran, bentuk, dan orientasi tiga dimensi ellipsoida. Dimana ellipsoida sebagai referensi bentuk permukaan bumi. Posisi suatu titik pada sistem koordinat geodetik ditentukan oleh lintang geodetik (L), bujur geodetik (B) dan tinggi di atas permukaan ellipsoida (h).
Sistem kordinat UTM (Universal Transverse Mercator) adalah rangkaian proyeksi Transverse Mercator untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60 bagian zona. Setiap zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri. Berbeda dengan koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat, koordinat UTM menggunakan satuan unit meter.
Berbeda dengan UTM, sistem koordinat TM3 memiliki lebar zona 3 derajat. Sistem koordinat TM3 biasa digunakan oleh BPN atau Badan Pertanahan Nasional untuk pengukuran tanah.
Pekerjaan konversi koordinat saat ini semakin mudah dengan adanya software-software pendukung seperti autoCAD. Pekerjaan jadi lebih cepat, mudah dan praktis. Kelebihan lain melakukan transformasi dengan autoCAD map adalah mampu melakukan transformasi koordinat selain berupa objek titik, bisa juga untuk objek berupa polyline, poligon, ataupun teks.

LANDASAN TEORI

Sistem koordinat TM 3 biasa disebut juga sistem koordinat BPN (Badan Pertanahan Nasional), karena yang menggunakan sistem koordinat ini adalah BPN. Biasanya menggunakannya dalam peta – peta kadastral atau perkebunan. BPN telah menggunakan sistem koordinat TM 3 ini sejak tahun 1997. Sistem koordinat UTM dan TM 3 sama-sama menggunakan Transverse mercator, berikut perbedaan antara sistem koordinat UTM dan TM 3 :
1.    TM 3 memiliki lebar zona 3 derajat, sedangkan UTM memiliki lebar zona 6 derajat.
2.    Satu zona UTM dibagi dua menjadi zona TM3, sebagai contoh : zona 49, terdapat dua zona TM 3 yaitu zona 49.1 dan 49.2.
3.    False easting tiap zona TM 3 adalah 200.000, sedangkan untuk UTM adalah 500.000.
4.    False northing untuk tiap zona TM 3 adalah 1.500.000, sedangkan untuk UTM adalah 10.000.000.
5.    Meridian Central di TM3 berbeda dengan UTM. Tetapi prinsipnya sama. Zona-zona UTM dibagia dua, meridian di setiap zona yang dibagi dua tersebut otomatis menjadi meridian central.
6.    Faktor skala untuk TM 3 adalah 0,9999 , sedangkan UTM adalah 0,9996
AutoCAD adalah perangkat lunak komputer CAD untuk menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. Keluarga produk AutoCAD, secara keseluruhan, adalah software CAD yang paling banyak digunakan di dunia. AutoCAD digunakan oleh insinyur geodesi, sipil, land developers, arsitek, insinyur mesin, desainer interior dan lain-lain.
Format data asli AutoCAD, DWG, dan yang lebih tidak populer, Format data yang bisa dipertukarkan (interchange file format) DXF, secara de facto menjadi standard data CAD. Akhir-akhir ini AutoCAD sudah mendukung DWF, sebuah format yang diterbitkan dan dipromosikan oleh Autodesk untuk mempublikasikan data CAD.
Dalam ilmu geodesi, autoCAD merupakan salah satu software yang sering digunakan. Para geodet menuangkan hasil pengukuran mereka menggunakan software tersebut dan jadilah gambar hasil pengukuran di lapangan. Dengan adanya software ini pekerjaan menjadi semakin mudah dan praktis. Salah satu fungsi autoCAD lagi adalah automated mapping yaitu dapat mengkonversi koordinat. Menu yang digunakan menu map. Langkah-langkah untuk mengkonversi koordinat dengan software autoCAD akan dibahas dalam laporan ini pada bab selanjutnya.

METODOLOGI

Berikut adalah langkah-langkah konversi koordinat TM 3 dengan menggunakan autoCAD :
1.        Sumber data
Sumber data biasanya berupa peta topografi, peta pendaftaran tanah, dan peta hasil digitasi citra. Peta – peta tersebut telah memiliki koordinat sendiri. Misalnya peta pendaftaran tanah yang sumbernya dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang memiliki sistem kordinat TM 3.
  
2.        Karakteristik sistem koordinat
Kali ini yang akan dibahas adalah konversi kordinat BPN atau TM 3. Karakteristik sistem koordinat TM 3 adalah memiliki lebar zona 3 derajat. Sama seperti UTM menggunakan sistem tranverse mercator juga. Meridian tengahnya adalah zona yang dibagi menjadi dua bagian, titik tengah dari zna tersebut merupakan meridian tengah (Central Meridian). False easting tiap zona TM 3 adalah 200.000, sedangkan alse northing untuk tiap zona TM 3 adalah 1.500.000. Sistem koordinat TM 3 ini mempunyai faktor skala sebesar 0,9999. Software yang digunakan adalah autoCAD Map 3D 2009.
3.        Operasi Koordinat
a.       Jalankan aplikasi autoCAD 
b.      Klik menu Map > Tools > Define Global Coordinates System
                c.       Setelah itu akan muncul tampilan seperti pada gambar di bawah ini
d.      Definisikan sistem koordinat TM 3, pada kotak “Category” pilih Lat Long, dan pada kotak “Coordinate System in Category” pilih no datum seperti pada gambar di bawah :
e.       Setelah itu klik define sehingga muncul tampilan berikut :
f.       Isikan TM3 pada kotak “Code”.
g.      Klik OK lalu isikan proyeksi, northing, easting, reduksi skala, dan meridian centralnya. Lalu klik OK.
h.      Buka data masing-masing peta, pilih Map > Tools > Assign Global Coordinate System
i.        Pilih select coordinate system, kemudian muncul tampilan seperti di bawah ini, pilih Select Coordinate System, WGS 84 Datum. Klik OK.
j.      Kemudian pilih Map > Define / Modify Drawing Set
k.        Pilih attach, telusuri file yang akan dibuka lalu klik OK. Akan kembali ke tampilan sebelumnya, klik OK lagi.
l.    Klik Map > Define Query >  Location lalu muncul tampilan berikut, kemudian pilih all > OK.
m.      Pada Jendela Define Query of Attached Drawings(s) pilih Query Mode Draw dan klik Execute Query
n.      Buka lagi menu Map > Define / Modify Drawing Set > klik drawing. Select all kemudian klik Detach > OK.
    o.      Kemudian lakukan zoom extent dan simpan data.


PEMBAHASAN
Sumber data yang digunakan adalah peta pendaftaran tanah dari BPN. Sistem koordinat UTM dan geodetik sudah ada dalam perangkat lunak AutoCAD, sedangkan konversi TM 3 belum ada dalam software tersebut. Maka dari itu untuk TM 3 perlu didefinisikan terlebih dahulu.
Terlebih dahulu melakukan operasi koordinat dengan “Define Coordinate” dan “Assign Coordinate”. Setelah itu melakukan operasi data Query dengan Assign Cordinate, Attach Drawing, Query Drawing, dan Detach Drawing.
Gambar yang telah di konversi tampilannya lebih kecil dan rapat-rapat dibandingkan gambar asli. Kemudian untuk memeriksa transformasinya, saya mengambil salah satu titik. Pada gambar awal nilainya X = 286250; Y = 729297,9138. Setelah ditransformasi berubah nilainya menjadi X = 286839,8034; Y = 729329,7984.

GEODESI SATELIT



1.1.Ruang Lingkup Geodesi Satelit
Berdasarkan definisi klasik dari Helmert (1880), Geodesi adalah ilmu tentang pengukuran dan pemetaan permukaan bumi. Menurut Toge (1980), definisi ini mencakup permukaan dasar laut. Geodesi satelit meliputi teknik-teknik pengamatan dan perhitungan yang digunakan untuk memecahkan masalah geodesi dengan pengukuran yang teliti ke, dari, dan antara satelit buatan yang umumnya dekat dengan bumi. Secara umum permasalahan mendasar yang ingin diselesaikan oleh disiplin Geodesi Satelit adalah :
1.      Penentuan posisi 3D yang teliti secara global, regional maupun lokal
2.      Penentuan medan gaya bumi dan fungsi-fungsi linearnya (seperti geoid yang teliti) dalam skala global, regionalmaupun loka
3.      Pengukuran dan pemodelan dari fenomena geodinamika, seperti pergerakan kutub, rotasi bumi, dan deformasi kerak bumi.
Sejak peluncuran satelit buatan yang pertama ke luar angkasa, yaitu satelit SPUTNIK-1 pada 4 Oktober 1957, geodesi satelit telah berkembang menjadi suatu sub disiplin ilmu Geodesi yang mandiri dan kuat.Geodesi satelit dapat didefinisikan sebagai sub bidang ilmu geodesi yang menggunakan bantuan satelit untuk menyelesaikan masalah geodesi. Pendekatan dalam menggunakan satelit dikenal kategorisasi geodesi satelit geometrik dan geodesi satelit dinamik. Pada pendekatan geodesi satelit geometrik, dianggap sebagai target, titik kontrol, atau wahana pengukur dan pada pendekatan geodesi satelit dinamik, satelit dianggap sebagai sensor atau prober dari medan gaya berat.

1.2.Klasifikasi dan Konsep Dasar Geodesi Satelit
Pentingnya satelit buatan di geodesi yaitu:
1.      Satelit dapat digunakan sebagai target orbit tinggi, yang terlihat lebih besar jarak.
Setelah konsep klasik jaringan trigonometri Bumi terikat, satelit dapat dianggap sebagai “fixed” titik kontrol dalam skala besar maupun global 3 dimensi jaringan.
2.      Satelit dapat dianggap sensor di bidang gravitasi Bumi.
Sebuah klasifikasi lebih lanjut dari teknik observasi mengacu pada hubungan antara observasi dan target, dibedakan dalam beberapa kelompok yaitu :
a.       Sistem Bumi ke angkasa, seperti SLR, LLR dan satelit navigasi
b.      Sistem angkasa ke bumi, seperti satelit altimetri, sapceborne laser, VLBI.
c.       Sistem angkasa ke angkasa, seperti SST.

1.3.Sejarah Perkembangan Geodesi Satelit
Perkembangan bidang geodesi satelit mulai peluncuran satelit pertama yaitu Spuntnik-1, pada tanggal 4 Oktober 1957. Geometri di dalam pendekatan geodesi satelit juga memiliki beberapa pelopor dalam metode lunar mengalami perkembangan yag komprehensif sejak awal abad lalu. Geometri pendekatan dalam geodesi satelit juga memiliki beberapa pelopor dalam sistem lunar. Sistem ini telah mengalami perkembangan yang komprehensif sejak awal koordinat geosentris yang diketahui dari teori orbital. Dalam rangka Ulang tahun Geofisika Internasional 1957-1958 hasil pertama dari program global diperoleh dengan Tingkat Bulan Dual Camera, dikembangan oleh Markovitz. Metode ini diberlakukan secara komprehensif pada tahun 1960 oleh Berroth, Hofmann. Mereka juga membentuk bagian besar dari buku klasik Mueller “Pengantar Geodesi Satelit”. Perkembangan dapat dikategorikan dalam periode-periode berikut ini :
1.      Periode 1958-1970 : periode ini dapat dianggap sebagai periode pembangunan metode-metode dasar untuk pengamatan satelit., dan untuk perhitungan dan analisa orbit satelit. Periode ini adalah pembangunan dan pemanfaatan metode fotografi satelit, penentuan koefisien harmonik utama dari geopotensial, serta publikasi dari model-model bumi pertama yaitu SAO-SE.
2.      Periode 1970-1980 : periode ini adalah pelaksanaan dari proyek-proyek ilmiah geodesi. Pada periode ini teknik-teknik pengamatan baru dikembangakan, satelit altimetri. Sistem Transit digunakan untuk posisi geodetik Doppler. Geoid global yang dimurnikan dan penentuan koordinat dilakukan, dan menyebabkan model Bumi yang ditingkatkan (misalnya GEM 10, GRIM) utuk peningkatan akurasi.
3.      Periode 1980-1990 : periode ini masa dari aplikasi teknik-teknik satelit dalam bidang geodesi, geodinamika dan surveying. Proses ini dimulai denga hasil pertama yng diperoleh dengan GPS dan mengakibatkan perspektif baru dalam survey dan pemetaan dan akurasi semakin meningkat.
4.      Periode 1990-2000 : tahap pelayanan permanen inernasional dan nasional. Secara khusus 2 layanan tersebut telah berevolusi. Rotasi Bumi Internasional IERS Service, dimulai pada tahun 1987 dan secara ekslusif didasarka pada teknik ruang, memberikan parameter orientasi bumi sangat akurat dengan resolusi tinggi.
5.      Periode 2000-seterusnya : setelah lebih dari 40 tahun geodesi satelit berkembang pada ruang teknik geodesi terus. Memiliki aplikasi perbaikan yang signifikan dalam akurasi serta dalam ilmu pengetahuan dan praktek.


1.4.Aplikasi Geodesi Satelit
Aplikasi sistem satelit geodesi ditentukan oleh akurasi yang dicapai, upaya yang diperlukan dan biaya peralatan dan perhitungan dan akhirnya pada saat observasi ada kemudahan dalam peralatan. Berikut ini diberikan contoh beberapa aplikasi geodesi satelit dalam beberapa bidang aplikasi :
1.      Aplikasi dalam bidang geodesi global
a.       Bentuk umum bumi dan medan gravitasi
b.      Dimensi rata-rata bumi ellipsoid
c.       Pembentukan kerangka acuan terestrial global
2.      Aplikasi untuk keperluan Kontrol Geodetik:
a.    Pengadaan kerangka dasar titik-titik kontrol (nasional)
b.    Pembangunan jaringan titik kontrol 3D yang homogen
c.    Densifikasi dan ekstensifikasi dari jaringan titik kontrol
3.      Aplikasi dalam bidang navigasi dan geodesi Kelautan :
a.       Navigasi dan penjejakan baik untuk wahana darat, laut, udara maupun angkasa.
b.      Penentuan posisi utnuk keperluan survey pemetaan laut.

1.5.Obyektif dan Struktur Buku
Geodesi satelit termasuk dasar dan ilmu terapan. Dasar dari geodesi dibahas di bab2, untuk membantu pembaca mengetahui geodesi satelit. Selain itu beberapa informasi yang mengenai dasar fundamental dan propagansi sinyal. Gerak satelit dekat Bumi, termasuk gangguan utama dan sistem dasar penentuan orbit, dibahas pada bab 3, untuk mengetahui teknik observasi modern dan aplikasi. Metode pengamatan yang berbeda pada geodesi satelit dibahas pada bab 4. Kemungkinan aplikasi yang disajikan dengan teknik pengamatan tertentu dengan contoh ilustrasi . dalam bab 12, masalah ringkasan berorientasi pada aplikas yang diberikan. Pada bab 3 atau GPS bab 7 bisa mengisi beberapa volume buku teks sendiri. Referensi yang dipilih dari literatur mudah diakses dalam bahasa inggris, selain itu beberapa acuan dasar yang diambil dari sastra Jerman dan Perancis.